Lima yang baru dan unik di Bandung jelang KAA

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Lima yang baru dan unik di Bandung jelang KAA

 

BANDUNG, Indonesia — Dua hari jelang Konferensi Asia Afrika (KAA) Ke-60, Kota Bandung terus bersolek mempercantik diri. Pemerintah Kota Bandung memasang beberapa aksesoris yang eye-catching dan tentu saja matching dengan makna KAA. 

Sedikitnya ada 5 hal yang unik dan baru di Bandung yang dipersiapkan untuk menyambut moment bersejarah pada 24 April 2015 mendatang. Apa saja itu? 

1. Monumen Bola Dunia 

Foto oleh Yuli Saputra/Rappler

Di persimpangan Jalan Asia Afrika dan Alun-alun Timur berdiri dengan megah sebuah bola dunia yang berukuran cukup besar. Di bola dunia itu tercetak peta dunia dengan peta negara-negara Asia Afrika yang lebih menonjol.

Bola dunia yang terbuat dari bahan logam itu ditopang oleh tembok berbentuk segitiga yang dilapisi keramik berwarna hitam. Di dinding tembok itu tertulis Asia Afrika dengan huruf kapital. Sedangkan, di dinding sisi lainnya tertulis 109 nama negara Asia Afrika. Huruf-hurufnya terbuat dari pelat logam.

“Kami sudah mendaftarkan ke Setneg (Sekretariat Negara) agar Monumen Bola Dunia itu ditandatangani oleh para kepala negara yang hadir saat KAA di Bandung,” ujar Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung, Arief Prasetiya saat dihubungi Rappler, Senin, 20 April 2015.

Monumen bola dunia itu menarik perhatian warga Bandung, banyak warga yang berfoto di dekat monumen tersebut. 

2. Bola batu berukir nama negara Asia Afrika 

Trotoar di sepanjang Jalan Asia Afrika dan Braga kini menyenangkan untuk pejalan kaki. Selain trotoarnya aman dan nyaman, juga dilengkapi dengan kursi yang antik dan cantik.  Apalagi dihiasi bunga-bunga yang membuat warga betah berlama-lama nongkrong di sana. Tak heran, banyak warga yang mendatangi Jalan Asia Afrika yang nanti akan menjadi pusat kegiatan KAA di Bandung.

Ada ratusan kursi cantik yang dipasang berderet sepanjang Jalan Asia Afrika dan Braga. Tentu saja hal ini disambut gembira warga yang menjadikan area trotoar sebagai tempat untuk ber-selfie ria.

“Kami sengaja sediakan untuk kenyamanan warga Bandung,” kata Arief.

Selain dipasang kursi bergaya klasik, di trotoar Jalan Asia Afrika  dan Braga juga dipajang 300 buah bola batu. Khusus bola batu di trotoar Jalan Asia Afrika diukir nama 109 negara yang tergabung dalam Konferensi Asia Afrika. Satu bola batu satu negara. Tampilannya semakin cantik dengan bunga-bunga di sampingnya. 

Foto oleh Yuli Saputra/Rappler

3. Kubus tokoh Asia Afrika

Ada yang berbeda di Jalan Cikapundung, tepat di sebelah Gedung Merdeka, tempat diselenggarakannya Peringatan KAA Ke-60. Jalan tersebut kini tidak bisa dilalui kendaraan bermotor. Sebagai gantinya, di jalan sepanjang 100 meter itu berdiri beberapa ornamen berbentuk kubus yang dipasang bertumpuk.

Di 4 sisi masing-masing kubus, tergambar wajah tokoh-tokoh Asia Afrika lengkap dengan biodatanya. Seperti, Presiden RI pertama Sukarno, Perdana Menteri Myanmar pertama U Nu, dan Perdana Menteri Srilanka John Kotelawala.

Selain tokoh Asia Afrika, ada pula cerita hal-hal menarik tentang Bandung.

“Ini karya para perupa di Bandung tujuannya untuk mengingatkan warga terhadap para tokoh pelopor KAA, seperti Soekarno dan Ali Sastroamidjojo,” terang Arief.

4.  Taman Braga

Foto oleh Yuli Saputra/Rappler

Taman ini dibangun khusus untuk menyambut Peringatan KAA di Bandung, melengkapi taman-taman tematis lainnya yang telah lebih dulu dibuat. Jalan Braga memang berdekatan dengan Jalan Asia Afrika tempat kegiatan utama KAA berlangsung. Tak aneh jika jalan ini ikut bersolek.

Di Taman Braga yang ukurannya tak terlalu luas ini, hanya terpasang huruf-huruf membentuk kata BRAGA. Namun karena hurufnya berukuran besar, jenis hurufnya menarik, dan berwarna merah terang, taman ini juga menjadi target warga untuk berfoto.

“Taman ini dibuat untuk kecantikan kota dimana orang bisa duduk dan berfoto,” kata Arief.

5.  Bajaj BBG gratis 

Foto oleh Yuli Saputra/Rappler

Mulai 20 April hingga 25 April 2015, di jalan-jalan Kota Bandung akan terlihat berseliweran moda transportasi yang biasanya ada di Jakarta, yakni bajaj. Kendaraan ini memang tak lazim ada di Kota Kembang. Namun dalam rangka KAA, kendaraan roda tiga ini sengaja disediakan untuk melayani delegasi dan tamu negara yang hadir.  Dan layanan transportasi ini, gratis.

“Iya, ini gratis. Untuk melayani delegasi ke hotel, makan, keliling Bandung lah,” kata Sudarso, salah seorang supir bajaj.

Sudarso menuturkan, layanan bajaj berbahan bakar gratis ini disediakan oleh Perusahaan Gas Negara untuk ikut memeriahkan Peringatan KAA Ke-60.

Upaya Pemerintah Kota Bandung mendandani kota jelang KAA mendapat apresiasi dari warganya. Salah satunya Dina Ernas. Ibu dua anak ini menyukai perubahan di kotanya yang kini lebih terliat bersih dan cantik.

“Seruuu. Jarang-jarang lihat Bandung keren gini. Taman Braga juga oke. Bersih. Jalan Asia Afrika juga bersih. Nyaman duduk-duduk di pinggir jalan. Kan ada kursi-kursi tuh,” kata Dina semangat.

Tapi Dina kuatir hal itu tidak akan berlangsung lama.

“Berharap sih semoga bersih dan cakepnya Asia Afrika dan Braga gak hilang dengan cepat yah.  Habis KAA beres, jadi kotor lagi, sayang,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Iman Krisnawan. Pria berusia 37 tahun ini mengatakan dirinya mengapresiasi apa yang dilakukan Pemkot Bandung dalam menyukseskan KAA. Namun ia khawatir “riasan” di wajah Bandung akan luntur seusai perayaan KAA.

“Saya khawatir taman-taman yang dibangun, hiasan-hiasan yang ada di Gedung Merdeka akan terbengkalai setelah acara ini selesai. Sedangkan, dana yang dikeluarkan sangat besar,” kata Iman yang ditemui di Jalan Asia Afrika, Senin.

Menanggapi hal itu,  Arief mengatakan Pemerintah Kota Bandung akan berusaha konsisten menjaga kualitas sarana yang telah dibuat tersebut. Namun ia juga meminta warga untuk turut merawat.

“Saya juga meminta masyarakat untuk ikut merawat dan menjaga ornamen dan sarana yang terpasang. Kemarin saja, saya temukan ada bangku yang patah,” ungkap Arief prihatin. — Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!