Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waduk Gagasan Jokowi Kini Jadi Kolam Sampah

Hujan lebat mengguyur Kampung Rambutan tak lebih dari sejam. Tapi, tingginya curah hujan cukup untuk menaikkan tinggi permukaan air di Waduk Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Kira-kira hujan selama sejam membuat tinggi permukaan air naik setengah meter.
Pekerja menggunakan alat berat melakukan proses normalisasi Waduk Melati di Tanah Abang, Jakarta, Rabu (11/03). Proses normalisasi dengan mengeruk lumpur dan pemasangan turap itu ditargetkan selesai dua tahun ke depan sehingga dapat menambah daya tampung debit air yang akan mengurangi dampak banjir di Ibu Kota./Bisnis
Pekerja menggunakan alat berat melakukan proses normalisasi Waduk Melati di Tanah Abang, Jakarta, Rabu (11/03). Proses normalisasi dengan mengeruk lumpur dan pemasangan turap itu ditargetkan selesai dua tahun ke depan sehingga dapat menambah daya tampung debit air yang akan mengurangi dampak banjir di Ibu Kota./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Hujan lebat mengguyur Kampung Rambutan tak lebih dari sejam. Tapi, tingginya curah hujan cukup untuk menaikkan tinggi permukaan air di Waduk Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Kira-kira hujan selama sejam membuat tinggi permukaan air naik setengah meter.

Basuki Rahmad, 35 tahun, yang tinggal di seberang waduk tak heran dengan kecepatan air waduk yang naik saat hujan. "Dasar waduk itu penuh sampah plastik," kata dia kepadaTempo, Rabu, 8 April 2015.

Waduk Kampung Rambutan merupakan proyek yang digagas Joko Widodo semasa dia menjabat Gubernur DKI Jakarta. Pembangunan waduk dianggap sebagai salah satu solusi banjir yang kerap melanda Ibu Kota.

Tapi, kata Basuki, pengerjaan waduk sudah mandek sejak pertengahan tahun lalu. Alat berat yang semula bersiaga untuk mengeruk tanah dan sampah sudah ditarik pemerintah. "Hasilnya waduk itu kini jadi kolam sampah," dia berujar.

Benar saja pernyataan Basuki. Di sekitar waduk yang luasnya mencapai 2,6 hektare itu, bermacam-macam sampah tertimbun. Bahkan, ada kursi kayu yang sengaja dibuang di pinggiran waduk. Cuma tanaman perdu dan semak belukar yang mau tumbuh di bantaran. "Kalau hujannya berhari-hari, air waduk bisa meluber dan balik ke pemukiman warga sambil membawa sampah," kata warga RT 10 RW 06, Kelurahan Rambutan, tersebut.

Fachrurozi, 34 tahun, punya cerita berbeda soal Waduk Kampung Rambutan. Belum rampungnya pengerjaan waduk membuat warga leluasa mendekati bantaran untuk memancing. "Saya pernah mendapat ikan mujaer saat memancing di waduk itu," kata dia.

Ketua RW 06, Kelurahan Rambutan, Sumanta, membenarkan mangkraknya waduk malah menimbulkan banyak masalah pada warganya, seperti sampah. Penyebabnya, tak ada perawatan yang berlanjut sejak waduk dikerjakan pada Januari 2014. "Seperti dibiarkan begitu saja sama pemerintah," kata dia. Sumanta menambahkan, kemajuan proyek cuma 30 persen sejak pembebasan lahan pada tahun lalu.

Sumanta mendesak pemerintah segera merampungkan pembangunan Waduk Kampung Rambutan. Alasannya, warga di sekitar waduk dipastikan kena banjir karena meluapnya permukaan air waduk. "Sampah dari dasar waduk itu yang lebih merepotkan kalau meluber ke rumah warga," dia berujar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Sumber : tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper