Management Strategy

Layanan Data Dongkrak Pendapatan XL Tahun 2014

Layanan Data Dongkrak Pendapatan XL Tahun 2014

PT XL Axiata Tbk (XL), operator terbesar kedua di Indonesia mengumumkan hasil audit finansial tahunan 2014 yang menunjukkan peningkatan pendapatan kotor (gross revenue) sebesar 10% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 23,6 triliun. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh peningkatan pendapatan dari layanan data dan VAS, masing-masing sebesar 42% and 50% dibandingkan tahun sebelumnya.

Layanan data memberikan kontribusi sebesar 29% terhadap total pemakaian pendapatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 23%. Selain itu, XL juga berhasil meningkatkan pendapatan pada layanan percakapan dan SMS dari tahun sebelumnya, masing-masing sebesar 3%.

xl axiata

Deputi CEO XL, Dian Siswarini, mengatakan, “Pertumbuhan pada pendapatan layanan data dipicu oleh tingginya trafik penggunaan data dan meningkatnya penetrasi pengguna smartphone. Fokus XL dalam menyediakan akses layanan internet yang mudah dan nyaman melalui penawaran beragam perangkat (devices) dan program bundling kepada pelanggan secara berkesinambungan telah meningkatkan trafik layanan data sebesar 127% dari tahun sebelumnya. Pengguna smartphone meningkat menjadi 16,1 juta dengan rata-rata penetrasi sebesar 27% di tahun 2014.”

Melanjutkan kesuksesan Paket XL Internet Unlimited, XL meluncurkan kartu perdana “Internet Super Unlimited” untuk para pengguna baru. Kartu perdana ini dilengkapi dengan paket data yang sederhana serta batas penggunaan yang sesuai dengan kebutuhan spesifik pengguna baru.

Sepanjang tahun 2014, XL terus melakukan kolaborasi dengan memberikan penawaran paket bundling perangkat smartphone dengan sejumlah penyedia handset terkemuka seperti Apple, ASUS, Samsung, BlackBerry, LG, Sony dan Nokia.

Untuk meningkatkan pengalaman yang menarik bagi pelanggan, paket bundling ini juga didukung dengan cakupan jaringan yang lebih luas serta kualitas yang optimal, selain juga memberikan tarif internet yang terjangkau.

Sebagai bagian dari upaya XL untuk memastikan pengalaman layanan data dan jaringan yang berkualitas bagi pelanggan, XL juga telah membangun 7.000 site baru pada tahun 2014, meningkat 16% dari tahun sebelumnya. Lebih dari 16.000 Node’s B telah ditempatkan secara strategis untuk memenuhi permintaan akan layanan data.

Pada saat yang bersamaan, XL terus melakukan modernisasi jaringan di sejumlah kota besar untuk memberikan kualitas dan kapasitas jaringan yang lebih baik, yang dapat meningkatkan kualitas layanan percakapan dan data untuk para pengguna.

Dian juga menyatakan bahwa sebagai bagian dari komitmen, XL telah menambah layanan 4G di empat kota besar, yaitu Jakarta, Yogyakarta, Bogor, dan Medan sebagai bagian dari penyediaan layanan internet secara menyeluruh untuk memenuhi permintaan koneksi internet cepat. XL melakukan strategi yang proaktif, antara lain dengan merencanakan peluncuran program bundling perangkat 4G dengan konten gratis berupa layanan digital. Hal ini untuk menempatkan XL pada posisi terdepan dalam penyediaan layanan data serta memanfaatkan peluang pertumbuhan layanan internet.

Aksi akuisisi terhadap Axis merupakan satu langkah strategis XL untuk meningkatkan daya saing di industri telekomunikasi di Indonesia. Dan sebagai kelanjutan dari penyelesaian traksaksi yang sudah dilakukan pada bulan Maret tahun lalu, XL juga telah menargetkan untuk dapat menyelesaikan proses integrasi selama 12 bulan. Proses integrasi dengan Axis tersebut pada akhirnya berhasil diselesaikan XL lebih awal dari target yang sudah ditetapkan sebelumnya tanpa ada gangguan yang berdampak pada pelanggan.

XL juga telah berhasil melakukan pengurangan biaya dan terus fokus pada upaya restrukturisasi biaya melalui berbagai inisiatif termasuk pemanfaatan kembali aset-aset Axis untuk mendukung upaya optimisasi kapasitas dan cakupan jaringan.

Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) stabil sebesar Rp 8,6 triliun, dengan EBITDA margin sebesar 37%. Penurunan margin disebabkan adanya integrasi XLdengan Axis setelah memperhitungkan EBITDA negatif sejak dilakukannya akuisisi pada 19 Maret 2014. Namun demikian, XL tetap fokus pada upaya perbaikan melalui penghematan biaya dan kinerja usaha yang dihasilkan dan peningkatan yang signifikan pada margin EBITDA di kuartal keempat 2014.

Sementara itu, kerugian di tahun 2014 tercatat sebesar Rp 891 miliar yang disebabkan aksi akuisisi terhadap Axis serta melemahnya nilai tukar Rupiah. Di luar dari dampak transaksi valuta asing, XL mencatat kerugian sebesar Rp 57 miliar.

XL terus berupaya memperluas bisnis di luar layanan tradisional di industri telekomunikasi dengan menyediakan konten dan aplikasi digital yang semakin beragam. Pada tahun 2014, kontribusi pendapatan dari layanan digital (Digital Services) meningkat sebesar 52% dari tahun sebelumnya, melalui delapan jalur layanan digital. Kedelapan layanan tersebut adalah Digital Entertainment, Mobile Advertising, Mobile Payment, Mobile Banking, Machine to Machine, Cloud, Business Development,danElevenia, yang semuanya mengalami peningkatan di seluruh bidang termasuk pelanggan aktif, pelanggan korporasi kemitraan, aplikasi, transaksi, dan produk.

Selanjutnya, pada 23 December 2014, XL juga telah melengkapi penjualan 3.500 menara kepada PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (STP) dan akan menyewa kembali menara dari STP dengan kondisi saling menguntungkan untuk periode 10 tahun, sejalan dengan misi XL untuk fokus pada bisnis inti. Perolehan Rp 5,6 triliun dari hasil dari penjualan menara akan digunakan untuk pembayaran hutang dan meningkatkan posisi kemampuan modal.

Selama tahun 2014, XL telah membelanjakan belanja modal (capex) sebesar Rp 7 triliun yang digunakan untuk memperluas infrastruktur layanan data yang dibiayai melalui kombinasi antara dana internal dan hutang. Total hutang meningkat menjadi Rp 29,6 triliun dari Rp 17,8 triliun, terutama disebabkan oleh akusisi AXIS yang menyebabkan peningkatan utang laba bersih/EBITDA dari 1,9x menjadi 2,6x pada akhir 2014.

Di dalam perubahan organisasi manajemen, Dian Siswarini, telah ditunjuk sebagai Deputi CEO. Dian telah berpengalaman di industri telekomunikasi selama 19 tahun di XL, dan telah menjabat sebagai Direktur Network/Chief Technology Officer XL sejak tahun 2007, bekerja bersama dengan Willem Lucas Timmermans dan Hasnul Suhaimi dalam satu tim yang solid. Sebelumnya, Dian juga menjabat sebagai Direktur Digital Services di XL dan terakhir sebagai Group Chief Marketing and Operating Officer membawahi Strategic Marketing & Operations di Axiata.

Selain itu, Willem Lucas Timmermans, sebagai salah satu pimpinan perusahaan akan menempati posisi baru yang strategis sebagai Chief Strategic Transformation Officer. Sebagai sosok yang cukup akrab di kalangan investor, Wim berperan sangat penting dalam transformasi XL menuju era digital. Dengan pengalaman lebih dari 25 tahun di industri telekomunikasi dalam berbagai peran strategis, Wim merupakan sosok yang ideal untuk terus membantu XL membangun fondasi yang kokoh ke depannya dan memberikan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham. Hal ini mencakup fokus strategis pada transformasi data, penyelenggara kerjasama, bisnis dan layanan digital. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved