Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kadin dan Kemendag Gencarkan Ekspor Sulawesi Tenggara

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pengetahuan prosedur ekspor bagi UKM dan para pelaku usaha daerah dinilai masih sangat rendah. Padahal, potensi daerah untuk melakukan ekspor cukup besar dengan optimalisasi produksi komoditas-komoditas unggulan yang ada.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah mendorong aktivasi ekspor daerah melalui pembekalan prosedur ekspor, pelatihan, dan kegiatan promosi hingga bantuan permodalan bagi UKM dan pelaku usaha yang layak dan memenuhi syarat.

"Untuk dapat melakukan ekspor UKM dan pengusaha daerah dipersyaratkan memiliki keahlian logistik, manajemen ekspor, pemasaran, keuangan, dan hukum perdagangan internasional," kata Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Modal Ventura dan Pembiayaan Alternatif Safari Azis di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (29/10/2014).

Kadin Indonesia, kata Safari, telah membentuk lembaga kemitraan pembiayaan "Palapa Nusantara Berdikari" yang diperuntukan bagi UKM dan para pengusaha anggota Kadin di daerah untuk mengembangkan usaha tanpa terkecuali bagi yang sudah berorientasi ekspor.

Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tenggara Sitti Saleha mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah membidik pasar wilayah Afrika, terutama Nigeria dan Afrika Selatan serta negara-negara Timur Tengah.

"Peluang besar bagi Sulawesi Tenggara untuk memasuki pasar Afrika dan negara-negara Arab. Kita memiliki arang briket dari tempurung kelapa yang bisa kita ekspor dengan tujuan utama Uni Emirat Arab. Potensi lainnya adalah produksi minyak nilam yang merupakan komoditas ekspor dunia untuk bahan campuran pembuatan parfum," ungkap Sitti.

Menurut dia, kebutuhan minyak nilam dunia saat ini mencapai 1.400-1.500 ton per tahun yang 90% di antaranya dipasok dari Indonesia, termasuk di antaranya dari Sulawesi Tenggara.

Sitti menjelaskan potensi ekspor lainnya adalah rumput laut, tuna, cakalang, dan gurita beku yang banyak diekspor ke Jepang, Amerika, dan Thailand. Di sektor pertambangan daerah Pomalaa Kolaka mengekspor fero nikel ke Jepang, India, Taiwan, dan lainnya. Sementara untuk aspal banyak diekspor ke Tiongkok. Hingga bulan September 2014 Sitti menyebut volume aspal yang diekspor mencapai 1,8 juta ton dengan nilai sekitar 255 juta dolar AS.

Sitti mengatakan Sulawesi Tenggara juga merupakan salah satu penghasil jambu mete terbaik di dunia. India merupakan negara tujuan ekspor terbesar di dunia dengan kebutuhan mencapai satu juta ton per tahun.

"India hanya mampu memenuhi kebutuhan sekitar 500.000 ton, sementara 500.000 ton lainnya dipasok dari negara lain termasuk Indonesia," pungkas dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alnisa Septya Ratu
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: