Management Strategy

Sektor Migas Butuh PR yang Siap Jadi Duta

Sektor Migas Butuh PR yang Siap Jadi Duta

Internasional Public Relations Summit (IPRS) tahun ini akan digelar di Yogyakarta pada 3-5 November 2014 dengan tema Advancing Asia’s Agenda in Global Market Era : Leveraging the Dynamic for Strategic Communication Practice. Dalam event akbar ini, isu yang akan diangkat adalah peningkatan peran strategis dan kualitas kinerja komunikasi dalam mengantisipasi tren, mencari alternatif untuk menjalin kerja sama, serta meningkatkan profesionalisme dalam bidang Public Relation (PR), khususnya kesiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan era globalisasi.

IMG_5687

Dari berbagai materi yang akan dipaparkan, industri migas rupanya memiliki keterkaitan dengan pentingnya fungsi PR dewasa ini. Is Nugroho, salah satu pembicara IPRS yang berasal dari Kangean Energy Indonesia menyampaikan bahwa terdapat 3 kunci utama keberlanjutan industri ini. Pertama adalah teknologi karena industri ini melibatkan teknologi canggih untuk memproduksi minyak dan gas. Kedua, modal karena untuk mengelola industri ini dibutuhkan uang yang sangat besar.

”Kadang-kadang hanya untuk mengebor 1 sumurpun dibutuhkan dana hingga ratusan miliar rupiah. Dan kadang-kadang pula, begitu sudah banyak dana yang dikeluarkan, ternyata sumurnya kering. Tidak ada minyak ataupun gas di dalamnya. Artinya uang hilang. Dalam hal ini tentu dibutuhkan profesional unggulan,” ujar Is. Terkait Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), di mana arus barang dan jasa akan dibebaskan, Is mengakui bahwa hal tersebut sudah dialami industri migas cukup lama. Banyak profesional yang bekerja di Malaysia, Qatar, Kuait, dimana sifatnya sangat bebas untuk keluar masuk.

“Tetapi yang saya rasakan di industri ini yaitu perlakuan berbeda terhadap para profesional public relation. Maka dari itu, saya sangat antusias untuk ikut sharing tentang pengalaman saya selama 32 tahun di industri migas, khususnya di bidang HR. Kalau anda sekarang googling, tulis saja kata migas atau SKK Migas, saya yakin ada ratusan ribu posting yang kalau dipresentasekan sebagian besar sifatnya negatif. Ada sesuatu yang perlu diperhatikan di sini. Maka dari itu dalam IPRS nanti kami juga akan mengajak pejabat SKK Migas yang bertanggung jawab terhadap PR,” ujarnya.

Is juga menambahkan bahwa peranan PR yang dicari adalah PR profesional yang bisa dan terbiasa melakukan riset dan mengumpulkan data-data yang akurat agar ketika dia harus berhadapan dengan publik, dia bisa berbicara berdasarkan data yang faktual. “Maka dari itu, dalam IPRS ini, saya akan membahas tentang bagaimana strategic communication agar semua karyawan di industri ini bisa menjadi duta besar industri migas kepada publik. Sehingga harapannya, edukasi image tentang industri ini lambat laun akan menjadi lebih positif. Tentunya tanpa mengurangi peranan dari yang lain. Perlu diingat bahwa industri migas di Indonesia menyumbang lebih dari 30% APBN. 1 hari itu bisa Rp 1 T. Jadi sebagai industri yang sangat vital, perlu tercipta image dan reputasi yang baik pula,” tambahnya.

Selain itu IPRS juga akan menyampaikan kepada publik tentang pentingnya leadership. “Sering saya dengar stigma bahwa kita ini kurang leadership. Bahkan ada yang bilang tidak punya leadership, yang kita punya dealership. Jadi pemimpin menjadi dealer vendor ataupun dealer dari sejumlah proyek. Dan bukan itu yang kami cari. Kami mencari profesional PR yang bisa dan mampu duduk di ring 1, menjadi partner strategis dari CEO dalam mengambil keputusan penting,” tutupnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved